Kamis, 11 Juli 2013

CHUSNATUL BAROROH FKIP UMM BK



PENERAPAN TEKNIK BEHAVIORISME  DALAM LAYANAN KONSELING
B.F SKINNER
            OLEH: CHUSNATUL BAROROH          
A. PENGANTAR
Kekuatan kedua yang memiliki pengaruh besarterhadap ilmu psikologi adalah behaviorisme. Konsep-konsep yang dikembangkan dalam behaviorisme sangat berbedadeng dikembangkanean alira dikembangkanen dikembangkanesebelumnya (psikoanalisis). Berbeda dengan psikoanalisis yang menekankan pada kehidupan intrapsikis dioris kehidupan sangvan ketidaksadaran, maka behaviorisme sangat menekankan perilaku yang terlihat  dan dapat diukur. Bagi para behavioris kehidupan intrpsikis hanya merupakan sesuatu yang semu dan tidak dapat dibuktikan. karenanya adalah sebuah kebodohan apabila kita memfokuskan diri kepada sesuatu yang tidak jelas.
Behaviorisme atau dikenal sebagai teori belajar adalah aliran dalam psikologi populer, dan hingga saat ini digunakan dalam berbagai upaya pengubahan tingkah laku, termasuk dalam kegiatan pembelajaran formal. Dalam pembahasan ini mengenai behaviorisme akan memfokuskan pada teori yang dikembangkan B.F. Skinner.
B. MANUSIA DALAM PANDANGAN B .F. SKINNER
Fokus utama dalam konsep behaviorisme adalah perilaku yang terlihat dan penyebab luar yang menstimulasinya. Skinner menekankan pentingnya kontrolterhadap perilaku. Menurutnya jika ilmu pengetahuan dapat menyediakan cara untuk mengontrol perilaku,  kita dapat meastikan dan mengidentifikasi penyebabnya. Sifat dan faktor penentu internal lain yang dan menjalankan perilaku bukanlah mengontrol.
Behaviorisme memandang manusia sangat mekanistik, karena menganologikan manusia seperti mesin. Konsep mengenai stimulus-respon seolah-seolah menyatakan bahwa manusia akan bergerak atau melakukan sesuatu apabila ada stimulasi.
C. KONSEP UTAMA BEHAVIORISME
Skinner adalah salah satu ahli waris behaviorisme yang dikembangkan Watson. Dia sependapat dengan Watso, bahwa tidaklah produktif dan bodoh untuk menjelaskan sesuatu dengan merujuk pada struktur yang tidak dapat diamati secara langsung. Skinner tidak mengembangkan psikologi yang berkonsentrasi pada orang, tetapi semata-mata pada variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku yang dapat diamati langsung.
Bagi Skinner istilah “kepribadian” tidak adaa,yang ada adalah perilaku, karena perilaku sepenuh,yang ada adalah perilaku, karena perilaku sepenuhnya dapat dipahami karena karena merupakan tanggapan terhadap factor-faktor dari lingkungan. Upaya untuk memahami atau menjelaskan perilaku sebagai struktur internal, seperti kepribadian atau ego hanya merupakan fiksi, karena istilah ini tidak  membantu. Alasannya adalah sebagai berikuti:
1.      Disajikan sedemikian rupa sehingga tidak dapat secara langsung diamati
2.      Sangat sulit untuk menyimpulkan definisi operasionalnya
3.      Hamper tidak mungkin untuk mengembangkan sarana untuk menguji kepribadian secara sistematis dan empiris.
Skinner menekankan subjek penelitian yang bersifat individual. Ia mempelajari binatang secara terpisah dan melaporkan hasilnya dalam bentuk catatan individual. Berbeda dengan peneliti lain, mereka umumnya menarik kesimpulan berdasarkan kerja kelompok sebagai pembanding dari keseluruhan. Skinner percya bahwa hokum perilaku harus ditentukan setiap subjek individual bila diamati di bawah kondisi yang sesuai. Psikologi sulit dikatakan sebagai  ilmu apabila tetap berada dalam system dimensi alamiah.
D. PENERAPAN BEHAVIORISME DALAM KONSELING
Beberapa prinsip pengubahan tingkah laku yang dikembangkan Sinner diaplikasikan dalam pelaksanaan konseling. Bentuk aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Modifkasi Perilaku
Modikasi perilaku sering disebut sebagai b-mod, yaitu teknik terapi berdasarkan teori skinner. Caranya adalah dengan memadamkan perilaku yang tidak diinginkan(dengan menghapus reinforcer) danmenggantinya dengan perilaku yang dinginkan melalui penguatan. Teknik ini digunakan di berbagai macam gangguan psikologis, seperti gangguan obat-obatan, neurosis, rasa malu, autisme, bahkan skizofrenia, dan ternyata hasilnnya sangat baik terutama untuk anak-anak.
2.      Pembanjiran (flooding)
Membanjiri klien dengan situasi atau penyebab yang menimbulkan kecemasan atau tingkah laku yang tidak dikehendaki. Klien diminta untuk tetap bertahan dalam sebuah kondisi sampai yang bersangkutan menyadaari bahwa malapeteka yang dicemaskannya tidak terjadi. Flooding harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena reaksi emosi yang sangat tinggi bisa menimbulkan akibat yang membahayakan. Untuk penderita gangguan jantung, flooding bisa berakibat fatal, meskipun dampaknya sangat luar biasa. Penderita fobia ketinggian dapat disembuhkan dengan memaksakan naik lift dan jalan-jalan diatas gedung bertingkat. Penjenuhan (satiation) adalah varian flooding yang dipakai seseorang untuk mengontrol tingkah lakunya sendiri(self contol)   
3.      Terapi Aversi
Pada control diri, pelaksanaan terapi dapat dilakukan oleh individu sendiri. Sedang pada terapi aversi, pengaturan kondisi aversi diciptakan oleh terapis. Misalnya remaja yang senang berkelahi akan ditunjukkan foto teman-temannya yang kesakitan karena berkelahi.pada saat yang sama remaja tersebut dikenai kejut listrik yang menimbulkan rasa sakit. Dengan cara seperti itu terjadi proses  pembalikan reinforcement positive (berupa perasaan senang atau bangga) karena menyakiti teman lain, berubah menjadi reinforcement negative (perasaan iba, berdosa dan takut) karena melihat luka dan merasakan sakit karena kejut listrik.
4.      Pemberian Reward/ Punishment Secara Selektif
Strategi terapi ini strategi terpi ini untuk memperbaiki tingkah laku anak dengan melibatkan figure di sekeliling anak sehari-hari, kh susnya orang tua dan guru. Terapis meneliti klien dalam situasi yang alamiah, bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk member hadiah ketika anak melakukan tingkah laku yang dikehendaki, dan menghukum apabila muncul tingkah laku yang tidak dikehendaki. Bentuk hadiah atau hukuman yang diberikan sebelumnya direncanakan secara teliti dan dipilih karena memberikan dampak yanpaling efktif.
5.      Latihan Ketrampilan Sosial
Teknik ini banyak dipakai untuk membantu penderita depresi. Teori depresi yang populermemandang depresi sebagai akaibat darimperasaan tidak mendapat hadiah (perhatian) dari lingkungan, mungkin karena tidak memiliki ketrampilan untuk memperolehnya. Kepada penderita diajarkan teknik-tenik khusus dalam berinteraksi social.
6.      Kartu Berharga
Teknik yang didasarkan pada prinsip pengondisian operan didesain untuk mengubah tingkah laku klien. Intervensi ini dapat dipakai untuk mendidik anak di rumah atau di sekolah, khususnya anak yang lambat belajar, autistic dan delinkuen. (di rumah sakit jiwa dipakai  untuk mengubah tingkah laku psikiatrik kronik). Hadiah kartu  diberikan kepada klien ktika memunculkan tinhkah laku yang dikehendaki, misalnya memakai pakain sendiri, makan sendiri, mengatur tempat tidur sendiri, menyapu lantai, belajar, dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar